Twitter pun Dapat Indikasikan Kerusuhan
INILAH.COM, Jakarta – Kekacauan di suatu negara berimbas negatif, tidak hanya pada kondisi domestik namun juga hubungan dengan negara lain. Namun, kekhawatiran itu mereda, karena indikasi kekacauan sudah dapat diramalkan dengan Twitter.Bagaimana caranya?
Para ilmuwan di Bristol University, Inggris menggunakan Twitter untuk mengukur suasana hati bangsa.Mereka meneliti hampir 500 juta tweet yang dikirim 10 juta pengguna jejaring sosial ini pada musim panas 2009 hingga awal 2012, di mana periode ini ditandai penurunan ekonomi dan ketegangan sosial.
Para peneliti ini menemukanadanyapeningkatan besar dalam suasana hati negatif, yakni kemarahan dan ketakutan. Peningkatan ini munculbertepatan dengan pengumuman pemotongan anggaran dan kerusuhan yang terjadi musim panas lalu,bersamaan efek menenangkandaripernikahan Pangeran William dan Kate Middleton.
Dalam studi, para peneliti fokus mengukur suasana hati dan perubahanyang terjadi, menggunakan alat standar untuk mendeteksi suasana hati, dari sampel besar populasi di Inggris.
Koleksi dari 484 juta tweet yang dihasilkan dari lebih dari 9,8 juta pengguna dari Inggris ini dianalisa antara Juli 2009 hingga Januari 2012.Temuan menunjukkan,pola yang menarik yang dapat dijelaskan saat ada perubahan peristiwa dan sosial terjadi.
Para peneliti menemukan,ada peningkatan signifikan dalam indikator suasana hati negatif bertepatan dengan pengumuman pemotongan anggaran belanja publik dari pemerintahdan efek ini masih terjadi.
Selain itu, terdeteksi pula peristiwa seperti kerusuhan musim panas 2011serta efek menenangkan yang mungkin terjadi saat Pernikahan Kerajaan.Kenaikan kemarahan publik tampak telah mulai muncul sebelum kerusuhandi Inggris terjadi.
Profesor kecerdasan buatan Nello Cristianinidari BristolUniversity mengatakan, “Media sosial mempermudah pengumpulan data dalam jumlah besar yang dihasilkan masyarakat saat sedang saling berkomunikasi.”
Saat kami menyerahkan interpretasi temuan kami pada ilmuwan sosial dan politik, kami mengamati bagaimana periode sebelum pernikahan kerajaan tampak ditandai dengan kejadian menurunnya kemarahan dan rasa takutyang kemudian segera meningkat lagi, lanjutnya.
Tentu saja, kejadian lain juga terjadi di awal Mei 2011dan kejadian ini bertanggung jawab atas kenaikan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat apakah efek dari kegiatan sosial dapat dilihat dari isi Twitter.
Bagian pertama analisa ini mendukung teori peneliti yang menyatakan, metode penghitungan katadapat memberi pendekatan yang wajar untuk sentimen atau analisasuasana hati.
Memanfaatkan daftar kata-kata yang berkorelasi dengan perasaan sukacita, ketakutan, marah dan sedih, mereka mengamati peristiwa berkala seperti Natal, Hari Valentine dan Halloween ternyata membangkitkan respon yang sama dalam populasi, tahun demi tahun.
Bagian utama dari analisafokus pada titik perubahan yang terjadi pada Oktober 2010, saat pemerintah Inggris mengumumkan pemotongan anggaran belanja publik.Hasil studi menunjukkan,suasana hati publik masih belum pulih dari pengumuman itu.
Teknik pengujian yang sama menunjukkan adanyaperiode pentinglain pada musim panas 2011, saat kerusuhan pecah di berbagai kota-kota di Inggrisdan menyebabkan penjarahan,bahkan hilangnya nyawa.
Di masa depan, pekerjaan yang harus dilakukan meliputi perbandingan dengan konten media sosial dan konten media tradisionalserta perbandingan keduanyadengan metode jajak pendapat tradisional.[ast]