Pages

BlackBerry Belajar dari Sejarah Kelam Teknologi

INILAH.COM, Jakarta – Research In Motion (RIM) sempat menjadi sangat populer dengan rangkaian smartphone BlackBerry buatannya. Kini, perusahaan itu berjuang mati-matian untuk tetap bertahan.

RIM yang dulu pernah terbang tinggi kini berjuang untuk kelangsungan hidupnya, bertarung untuk mempertahankan inti bisnis di hadapan serangkaian gangguan-gangguan layanan serta kemunculan teknologi yang jauh lebih keren dari para pesaingnya.

Masalah perusahaan ini tampaknya kian tumbuh. Sebuah laporan Bloomberg pekan lalu menyoroti upaya perusahaan ini memperjuangkan harga saham perusahaannya bahkan membuat RIM dijuluki ‘anak anjing yang terluka’. Tak hanya itu, pekan ini, Google mengumumkan mengakhiri dukungan aplikasi Gmail-nya pada BlackBerry.

Dalam tantangan pasar ini, terdapat enam perusahaan yang sempat menjadi primadona yang kemudian menjadi tumpukan sampah. Di balik itu semua, ada pelajaran yang bisa dipetik dari sejarah itu. Apa saja?

Wang

Raksasa komputer miliaran dolar ini mencapai puncaknya pada 1980-an dengan puluhan ribu karyawan. Wang beralih dari kalkulator dan pengolah kata ke pasar komputer dan berhasil membuat program pengolah kata yang sangat populer dan canggih di kelas mainframe komputer awal dunia.

Hal yang terjadi, pasar komputer pribadi (PC) mengkonsolidasi pada sistem ‘kompatibel IBM,’ komputer murah tenaga Windows, sedangkan PC Wang berjalan di sistem operasi (OS) yang terlalu fokus pada pengolah kata. Sementara pasar mainframe yang terkonsolidasi ke arah server yang jauh lebih kuat dari pesaing seperti IBM.

Pasar menengah yang ditempati Wang menjadi kering. Pelajaran yang bisa dipetik, ketahui pasar dan jika pasar itu bergeser, bisnis juga harus bergeser menyesuaikan.

Lotus

Lotus mengubah dunia komputasi awal dengan aplikasi spreadsheet Lotus 1-2-3 yang membantu membuktikan mengapa komputer layak ada di tiap meja. Perusahaan ini memiliki pasar selama bertahun-tahun dan Lotus Notes perusahaan seperti Microsoft Office membantu kesuksesan luar biasa Lotus di pasar software.

Sayangnya, popularitas platform Windows dan software Microsoft yang dibuatnya membuat penjualan Lotus merosot. Perusahaan ini berjuang mengikuti alur dengan membeli dan membranding program software lain untuk bersaing namun versi software yang dibuat untuk Windows 95 terlalu sedikit terlalu lambat.

Pelajaran yang bisa dipetik, waspadalah pada perusahaan yang lebih kecil dan lebih tangkas. Namun, berhati-hatilah juga dengan orang besar yang akan mencuri uang Anda dan memakan makan siang Anda.

Palm/Handspring

Banyak orang pasti ingat Palm Pilot, spin off dari 3Com yang menciptakan pasar PDA. Penemu Palm Jeff Hawkins membuat Handspring yang mengubah PDA menjadi komputer portabel dan berhasil membuka pasar baru. Di sepanjang jalan, dua perusahaan membantu menciptakan pasar smartphone ini.

Sayangnya, Handspring kembali ditarik ke dalam Palm yang berupaya memperbarui OS selama bertahun-tahun tanpa keberhasilan. Saat Palm mengeluarkan WebOS, versi modern platform smartphone, ternyatanya waktunya sudah terlambat. Pelajarannya, jangan mengacaukan kesuksesan. Tanpa inovasi berkelanjutan, perusahaan akan menggelepar.

AOL

America Online (AOL) ini identik dengan akses internet dan berjasa memperkenalkan orang pada World Wide Web (WWW). Bagi banyak orang, situs AOL dulunya merupakan internet. Sayangnya, meski memiliki 30 juta pengguna, akun yang lebih murah dari perusahaan lain menggerogoti keuntungan AOL.

Terutama saat browser Netscape dan Internet Explorer menawarkan akses ke seluruh internet. Pelajarannya ketrampilan bisa menipu. Meski ukuran menyusut selama bertahun-tahun, AOL masih mengoperasikan salah satu situs terpopuler dunia dan memiliki jutaan pelanggan. Perusahaan ini mendapat US$191,9 juta (Rp1,7 triliun) dari pelanggannya di kuartal ketiga 2011 atau sekitar 36% dari total pendapatan.

Kodak/Polaroid

Penemuan Polaroid dari kamera film instan 1950-an mengubah fotografi menjadi menyenangkan, murah dan bisa dinikmati segera. Kodak memiliki sejarah yang lebih lama, Pendiri George Eastman menemukan rol film pada 1800-an dan perusahaannya mendominasi pasar kamera selama beberapa dekade.

Tak seorang pun bisa memprediksi seberapa cepat kamera digital mengubah bisnis fotografi sementara Kodak dan Polaroid terlalu lambat untuk menyusulnya. Kodak melanjutkan studi dan pengembangan serta masih mendapat keuntungan miliaran dari penjualan kamera digital meski perusahaan ini terus berjuang saat melihat harga sahamnya merosot.

Pelajarannya, perhatikan tren. Hal ini biasanya luput dari pengawasan perusahaan untuk melihat pasar yang muncul sebelum pasar itu ‘memukul kepala’ mereka.

US Robotics

Jika ingin mendapatkan online pada 1980-an dan awal 1990-an, kemungkinan besar Anda memiliki modem dari US Robotics. Perusahaan ini berjasa besar mendorong majunya akses pasar internet, mengembangkan teknologi eksklusif dalam bentuk modem yang lebih cepat dan terus menjual produk.

Sayangnya, standar V.90 untuk modem mengakhiri bentuk akses online milik US Robotics dan pasar modem mengering akibat konsumen beralih pada akses DSL kemudian kabel. Perusahaan ini masih ada hingga kini dan terus membuat modem. Pelajaran yang bisa diambil, kesuksesan tak selalu berarti kemenangan. [mdr]

Read Users' Comments (0)

0 Response to "BlackBerry Belajar dari Sejarah Kelam Teknologi"

Posting Komentar