Jendela Teknologi

CALIFORNIA - Ekslusivitas teknologi kontrol suara milik Apple yang dikenal dengan sebutan Siri tampaknya akan memudar. Pasalnya, Sekelompok hacker mengklaim telah merekayasa aplikasi tersebut dan menyediakannya untuk semua orang.

The Register melaporkan, kelompok hacker dari pengembang aplikasi Applidiumm mengatakan telah merekayasa aplikasi kontrol suara milik Apple, sehingga sekarang aplikasi tersebut sudah bisa digunakan oleh semua orang.

Para hacker telah merilis sebuah kumpulan alat, yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi Siri pada perangkat lain yang tidak resmi untuk menawarkan fitur milik Apple tersebut.

"Hari ini, kami berhasil memecahkan protokol untuk membuka Siri. Kami juga berhasil menggunakan mesin pengenalan Siri pada perangkat apapun. Artinya siapa pun sekarang sudah bisa membuat sebuah aplikasi Android yang menggunakan Siri secara nyata atau menggunakan Siri pada iPad. Dan Kami akan berbagi pengetahuan mengenai ini, bagaimana pendapat Anda," ungkap para hacker dalam postingan blog, seperti dikutip ITP, Selasa (15/11/2011).

Alat-alat ini ditulis dalam bahasa Ruby, C dan Objective-C, serta hasil yang sangat teliti ketika Siri berkomunikasi dengan server pengendali Apple didedikasikan khusus pada layanan tersebut.

Meskipun bisa diretas, namun para hacker mengaku belum bisa menggunakannya secara luas, karena mereka masih memerlukan pengidentifikasi yang unik dan hanya bisa diakses melalui iPhone 4S untuk dikirim ke server. Artinya Apple bisa mencabut pengidentifikasi yang sudah digunakan secara tidak normal, meski lokasinya berbeda. (tyo)

TOKYO - Lagi-lagi parlemen Jepang mendapat serangan cyber. Rupanya asal serangan ini adalah email yang terhubung dengan server China dan telah menyerang beberapa komputer anggota parlemen.

Juru bicara pemerintah Jepang mengatakan ada email berbahaya yang menyebar pada komputer-komputer di ruang atas parlemen Jepang.

"Majelis tinggi telah mengkonfirmasi tujuh email yang mencurigakan serupa dengan email yang dikirimkan ke majelis rendah," kata Deputi Kepala Sekretaris Kabinet, Isao Saito seperti yang dilansir dalam Yahoo News, Kamis (3/11/2011).

Sebuah laporan pekan lalu mengatakan bahwa komputer-komputer di lantai bawah telah terserang virus yang mengambil passwords dan informasi-informasi lain di dalamnya.

Saito mengatakan server email di lantai atas belum menyerah pada serangan virus tersebut dan mereka telah memperketat pengamanan pada peralatan yang digunakan anggota parlemen di sana.

Sebuah media lokal juga melaporkan pada bulan lalu komputer para politisi dan majelis rendah telah terkontaminasi oleh virus "Trojan" yang membuat sebuah server China dapat mengambil passwords dan informasi-informasi lain.

Masih tidak jelas siapa yang berada di belakang serangan tersebut. Laporan menambahkan bahwa ada kemungkinan server China itu dikendalikan dari negara ketiga.

Jepang juga telah menyelidiki serangkaian serangan baru pada sistem komputer di kontraktor pertahanan Mitsubishi Heavy, yang dilaporkan dapat mengakibatkan pencurian informasi pada pesawat militer dan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Media lokal Jepang mengatakan bahwa hacker juga telah menarget komputer di beberapa misi diplomatik luar negeri Jepang. (tyo)

WASHINGTON - Akhir-akhir ini serangan cyber semakin sering terjadi. Kali ini, sebuah serangan cyber yang dikirim dari luar Amerika Serikat (AS), menyerang sistem air publik di Midwestern, Illinois. Lewat serangan tersebut, pelaku berhasil mengambil alih kontrol sistem air tersebut.

Seperti dilansir melalui Terra, Minggu (20/11/2011), Joseph Weiss, managging partner untuk Applied Control Solutions, mengatakan, " Ini bisa dikatakan kasus hacking pertama dari luar AS yang menyerang sebuah infrastruktur penting."

"Itulah yang menjadikan ini masalah besar," tambahnya. "Mereka bisa melakukan apapun karena memiliki akses ke stasiun utama."

Serangan ini dilaporkan berasal dari sebuah komputer di Rusia, dan menyelinap menggunakan akun dari password sebuah perusahaan AS pembuat software Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) yang sebelumnya diretas.

Sekadar diketahui, ada lebih dari selusin perusahaan yang memakai software SCADA. Software ini digunakan di seluruh dunia untuk mengendalikan mesin di berbagai macam fasilitas industri, seperti pabrik manufaktur, pengeboran minyak, sistem pembuangan air, sampai tenaga nuklir.

US Departement of Homeland Security saat ini belum menemukan adanya ancaman berbahaya terkait kasus ini, namun mereka masih melakukan investigasi lebih lanjut. (tyo)